Jumat, 13 Maret 2009

ROADSHOW EAGLE AWARD 2009 DI PONTIANAK


Eagle Awards yang merupakan program kompetisi documenter bagi para pemula akan kembali dimulai. Rangkaian kegiatan Eagle Awards untuk tahun ini akan segera dimulai dengan Road Show di 4 kota yaitu Medan, Padang, Semarang dan Pontianak.

Berbeda dengan Road Show tahun sebelumnya, Road Show Eagle Awards tahun ini akan diadakan selama 2 hari. Hari Pertama akan diadakan Eagle Awards Couching Clinic yaitu workshop bagaimana membuat proposal documenter khususnya proposal eagle awards. Sedangkan pada hari kedua adalah pemutaran film terbaik eagle awards 2005-2008 yang terdiri dari tiga sesi yang disertai dengan Meet The Eagles (berbagi cerita dengan finalis Eagle Awards)

Untuk mengikuti Eagle Awards Couching Clinic para calon peserta harus mengisi form proposal yang telah disediakan oleh panitia. Untuk mendapatkan form proposal ini dapat menghubungi panitia local.

Jadwal Road Show Eagle Awards di Pontianak adalah :

Hari Pertama

• Hari/Tanggal : Sabtu, 4 April 2009

• Jam : 10.00 – 16.30

• Venue : Gedung UPT Teater STAIN Pontianak, Jl. Letjend. Soeprapto No. 19 Pontianak

• Acara : Eagle Awards Couching Clinic

• Pemateri : Lianto Luseno (Produser/Sutradara)

Day Two • Hari/Tanggal : Minggu, 5 April 2009

• Jam : 10.30 – 17.00 (terdiri dari 3 sesi)

Sesi 1 (Screening) : 10.30–11.30

• Sang Penggali Fosil

• Tanah Terakhir

• Suster Apung

Sesi 2 (Screening & Meet The Eagles): 12.30-15.00

• Buah Yang Menunggu Mati

• Amtenar; Sahaja Jasa Yang Terabaikan

• Prahara Tsunami Bertabur Bakau

Sesi 3 (Screening) : 16.00-17.00

• Pulau Bangka Menangis

• Menjual Mimpi Disambak

• Kepala Sekolahku Pemulung

• Venue : Gedung UPT Teater STAIN Pontianak, Jl. Letjend. Soeprapto No. 19 Pontianak

• Acara : Screening Eagle Awards dan Meet The Eagles-Berbagi Cerita

• Pemateri : Lianto Luseno (Produser/Sutradara) dan Denny Sofian (Sutradara Amtenar; Sahaja Jasa Yang Terabaikan)

CP: Elsa : 08122741464

Seluruh rangkaian kegiatan ini bersifat gratis. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Metro TV, Sampoerna Untuk Indonesia, STAIN Pontianak, Canopy Indonesia dan Komsan STAIN Pontianak.

Sabtu, 07 Februari 2009

Out of SEA atawa TERDAMPAR

Tiga orang terdampar: mereka berusaha mempertahankan hidup, mencari selamat diri sendiri, adu mulut mau menang sendiri. Ketiganya mencoba menerapkan secara ganjil dan menggelikan prosedur-prosedur demokrasi dan birokrasi untuk tujuan memangsa satu sama lain.
A Comedy by SLAWOMIR MROZEK
adaptasi TOTOK SATRIO RAHARDJO
para pemain : A. HAYYI, RAHMA, DAYAT, UDIN, UJHIE
pimpinan produksi : EKO B-PARK, sekretaris produksi : DEVI, keuangan : ELIZABETH
publikasi : UJI MUHARJI, dokumentasi : DJOKO, tiketing : DESY, MAYA
penata panggung : S'MAN, ARDIANSYAH, midi voice : IQBAL, DEA
costum : MILA, property : FAHMI, make up : NIA, ICHA
supervisor : TOTOK SATRIO RAHARDJO, asstrada : ALI ARIFIN, S. EI.
sutradara : 'DAENG' HAMDANI
Taman Budaya Kalbar 05-06 Februari 2008 19.00 WIB

Pementasan Terdampar ; Pergulatan Politik Yang Egois


Untuk kesekian kalinya, Komunitas Satri (Komsan) STAIN Pontianak menampilkan pertunjukkan teater. Kali ini, sanggar teater yang masih eksis sejak tahun 1997 menampilkan karya Slamowir Mrozek adaptasi Totok Satrio Raharjo dan disutradarai oleh Hamdani dengan judul 'Terdampar'. Pementasan yang disajikan bernuansa komedi satire (penggambaran situasi, red) ini menceritakan tiga orang yang terdampar disebuah pulau. Tidak ada yang bisa dijadikan makanan, dan dengan kondisi demikian mereka terus berusaha mempertahankan hidup, mencari selamat diri sendiri, adu mulut mau menang sendiri. Ketiganya mencoba menerapkan secara ganjil dan menggelikan prosedur-prosedur demokrasi dan birokrasi untuk tujuan memangsa satu sama lain. Hingga akhirnya diputuskan untuk memakan salah satu dari mereka. Dan untuk mencari siapa yang akan dimangsa, disinilah pergulatan egoistis diri manusia sesungguhnya mencuat ke permukaan, segala cara dihalalkan, yang penting kepentingan pribadi bisa terpenuhi. Salah satu jalan yang mereka tempuh untuk mengambil keputusan itu adalah dengan melalui pemilu. Dalam melaksanakan proses tersebut, konspirasi hingga pembunuhan karakter untuk memojokkan dan menjatuhkan kawan sendiri dilakukan.Pementasan teater yang berdurasi 90 menit ini, diperankan oleh Abdul Hayyi, Hidayat dan Rahmah. Penampilan mereka, Kamis (5/2) pada Parade Teater 2009 di Taman Budaya cukup menyita perhatian penonton. (**)



Jumat, 12 Desember 2008

Komsan Gelar Festival Teater Kalbar 2008 ; 15 Group Siap Unjuk Gigi
Geliat dunia teater di Kalimantan Barat selalu menunjukkan eksistensinya. Setelah sukses menyelenggarakan Temu Teater Kampus se-Indonesia tahun 2007 silam, di penghujung tahun 2008 ini, Komunitas Santri (Komsan) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak kembali menggelar Festival Teater Kalbar 2008, 13-19 Desember 2008 di Gedung Teater STAIN Pontianak.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Susanto pada even akbar bagi insan panggung ini sudah dipastikan 15 group theater yang ada di Kalbar akan unjuk kebolehan.
Ia menjelaskan, nominasi yang diperebutkan antara lain sutradara terbaik, aktor terbaik, aktris terbaik, artistik (tata panggung, make up dan lighting), musik serta group terbaik 1, 2 dan 3.
Untuk jurinya, lanjut Santo Komsan mendatangkan salah seorang juri kondang Festival Teater Mahasiswa se Indonesia dari Jakarta, Madin Tyasawan (Penulis Skenario Film dan Sinetron). Sedangkan untuk juri lainnya yakni Totok Satrio Raharjo dan Hery Anshari, S. Sn adalah tokoh teater di Kalbar yang tidak asing lagi.
Santo menjelaskan, meski telah berupaya mencari dukungan dari berbagai pihak, namun pada festival yang digelar Komsan setiap tahun itu akan memperebutkan total hadiah Rp9,5 juta. “Tidak adanya dukungan riil dari Dinas Pariwisata Kalbar maupun Kota Pontianak, padahal secara hirarki, sanggar teater merupakan salah satu wadah yang harus dibina oleh Dinas Pariwisata, dan sepanjang tahun 2008 pihak UPT Taman Budaya sekalipun tidak pernah menggelar kegiatan serupa. Kami hanya berbekal keyakinan dan kerja keras serta dukungan dari Lembaga STAIN Pontianak dengan dukungan dana apa adanya untuk menyuksesken kegiatan ini,” papar Santomenyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Lembaga STAIN.
Sementara itu, Ketua Komsan, Uji Muharji mengatakan Komsan merupakan satu-satunya sanggar teater kampus yang masih eksis dengan rangkaian dan pengkaderan sejak tahun 1997 saat dibentuk hingga sekarang.
Ia menambahkan, di sela-sela pelaksanaan festival tersebut, pihaknya juga melaksanakan Workshop Teater untuk umum dan Workshop Penulisan Karya Ilmiah.
“Ini adalah rangkaian untuk menambah referensi para pelaku teater di Kalbar yang sebagian besar peminat pemulanya adalah pelajar atau mahasiswa,” jelasnya.
Sebagai ketua sanggar, Uji berharap peran pemerintah harus aktif dalam memperhatikan kreativitas dunia teater di Kalbar. “Banyak hal yang diajarkan di dalam teater untuk memanusiakan manusia,” kata Uji. (**)